Pages

Rabu, 21 Desember 2011

Arti Tangisan Seorang "WANITA"

Seseorang Wanita tidak akan menangis dengan Mudah,
Kecuali di depan orang yang amat dia sayangi.
Dia menjadi lemah.
Seorang wanita tidak akan menangis dengan mudah,
Hanya jika dia sangat menyayangimu
Dia akan menurunkan rasa egoisnya.
Jika seorang wanita pernah menangis karenamu,
Dia adalah orang yang akan tetap Menunggumu
Jika seorang Wanita menangis karenamu.
Tolong jangan menyia-nyiakannya.
Mungkin karena keputusanmu,
Kau merusak kehidupannya.
Saat dia menangis didepanmu,
saat dia menangis karenamu,
Lihatlah matanya,
Dapatkan kau lihat dan rasakan sakit yang
Dirasakannya?
Pikirkanlah……………..
Wanita mana lagi yang akan menangis
Dengan murni penuh rasa sayang,…….
Didepanmu dan Karenamu…….
Dia menangis bukan karena dia lemah
Dia menangis bukan karena menginginkan
Simpati
Atau rasa kasih sayang
Dia menangis,Karena……
Menangis dengan diam-diam sudah
Tidak memungkinkannya lagi.
Pikirkanlah tentang hal itu.
Jika seorang wanita menangisi hatinya untukmu
Dan semuanya karena dirimu
Inilah waktunya untuk melihat apa yang telah kau
lakukan untuknya.
Hanya kau yang tau jawabannya

DIA....

Ya Allah ...
Dia telah membuatku mengerti arti cinta ....
dia telah mambuatku belajar dari kesalahan ....
dia pun telah membuat ku mengerti arti arti sebuah kesetiaan ...
walaupun keadaan sudah tak seperti dulu , tp aku masih berharap bahwa Engkau akn mempertemukan n mempersatukan kembali Aku dan Dia....

Minggu, 11 Desember 2011

Haruskah Ku Bilang CINTA.?

Haruskah ku Bilang CINTA.?
Hati Senang...
NAmun Bimbang...
Ada cemburu juga Rindu ...
Ku tetap MENUNGGU....

Minggu, 04 Desember 2011

Disunnahkan Puasa Asyura Tanggal 9 dan 10 Muharram

Puasa selain merupakan ibadah yang mulia di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala juga mengandung sekian banyak manfaat yang lain. Dengan berpuasa seseorang dapat mengendalikan syahwat dan hawa nafsunya. Dan puasa juga menjadi perisai dari api neraka. Puasa juga dapat menghapus dosa-dosa dan memberi syafaat di hari kiamat. Dan puasa juga dapat membangkitkan rasa solidaritas kemanusiaan, serta manfaat lainnya yang sudah dimaklumi terkandung pada ibadah yang mulia ini.
Pada bulan Muharram ada satu hari yang dikenal dengan sebutan hari ‘Asyura. Orang-orang jahiliyah pada masa pra Islam dan bangsa Yahudi sangat memuliakan hari ini. Hal tersebut karena pada hari ini Allah Subhanahu wa Ta’ala selamatkan Nabi Musa ‘alaihissalam dari kejaran Fir’aun dan bala tentaranya. Bersyukur atas karunia Allah Subhanahu wa Ta’ala kepadanya, Nabi Musa ‘alaihissalam akhirnya berpuasa pada hari ini. Tatkala sampai berita ini kepada Nabi kita Shallallahu ‘alaihi wassalam, melalui orang-orang Yahudi yang tinggal di Madinah beliau bersabda,
فَأَنَا أَحَقُّ بِمُوْسَى مِنْكُمْ
“Saya lebih berhak mengikuti Musa dari kalian (kaum Yahudi)”.
Yang demikian karena pada saat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam sampai di Madinah, beliau mendapati Yahudi Madinah berpuasa pada hari ini, maka beliau sampaikan sabdanya sebagaimana di atas. Semenjak itu beliau Shallallahu’alaihi wasallam memerintahkan ummatnya untuk berpuasa, sehingga jadilah puasa ‘Asyura diantara ibadah yang disukai di dalam Islam. Dan ketika itu puasa Ramadhan belum diwajibkan.
Adalah Abdullah bin Abbas radiyallahu ‘anhu yang menceritakan kisah ini kepada kita sebagaimana yang terdapat di dalam Shahih Bukhari No 1900,
قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ المَدِيْنَةَ فَرَأَى اليَهُوْدَ تَصُوْمُ يَوْمَ عَاشُوْرَاء فَقَالَ:ماَ هَذَا؟ قَالُوْا هَذَا يَوْمٌ صَالِحٌ هَذَا يَوْمٌ نَجَّى اللهُ بَنِيْ إِسْرَائِيْلَ مِنْ عَدُوِّهِمْ فَصَامَهُ مُوْسَى. قَالَ: فَأَناَ أَحَقُّ بِمُوْسَى مِنْكُمْ. فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ
“Tatkala Nabi Shallallahu’alaihi wasallam datang ke Madinah beliau melihat orang-orang Yahudi melakukan puasa di hari ‘Asyura. Beliau Shallallahu ‘alaihi wassalam bertanya, “Hari apa ini?”. Orang-orang Yahudi menjawab, “Ini adalah hari baik, pada hari ini Allah selamatkan Bani Israil dari musuhnya, maka Musa ‘alaihissalam berpuasa pada hari ini. Nabi Shallallahu’alaihi wasallam bersabda, “Saya lebih berhak mengikuti Musa dari kalian (kaum Yahudi). Maka beliau berpuasa pada hari itu dan memerintahkan ummatnya untuk melakukannya”. [HR Al Bukhari]
Dan dari Aisyah radiyallahu ‘anha, ia mengisahkan,
كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ بِصِيَامِ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانَ كَانَ مَنْ شَاءَ صَامَ وَمَنْ شَاءَ أَفْطَرَ
“Dahulu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam memerintahkan untuk puasa di hari ‘Asyura. Dan ketika puasa Ramadhan diwajibkan, barangsiapa yang ingin (berpuasa di hari ‘Asyura) ia boleh berpuasa dan barangsiapa yang ingin (tidak berpuasa) ia boleh berbuka”. [HR Al Bukhari No 1897]

Keutamaan puasa ‘Asyura di dalam Islam.

Di masa hidupnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam berpuasa di hari ‘Asyura. Kebiasaan ini bahkan sudah dilakukan beliau Shallallahu ‘alaihi wassalam sejak sebelum diwajibkannya puasa Ramadhan dan terus berlangsung sampai akhir hayatnya. Al Imam Al Bukhari (No 1902) dan Al Imam Muslim (No 1132) meriwayatkan di dalam shahih mereka dari Abdullah bin Abbas radiyallahu ‘anhuma, ia berkata,
مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَرَّى صِيَامَ يَومَ فَضْلِهِ عَلَى غَيْرِهِ إِلاَّ هَذَا اليَوْمِ يَوْمُ عَاشُوْرَاءَ وَهذَا الشَّهْرُ يَعْنِي شَهْرُ رَمَضَانَ
“Aku tidak pernah mendapati Rasulullah menjaga puasa suatu hari karena keutamaannya dibandingkan hari-hari yang lain kecuali hari ini yaitu hari ‘Asyura dan bulan ini yaitu bulan Ramadhan”.
Hal ini menandakan akan keutamaan besar yang terkandung pada puasa di hari ini. Oleh karena itu ketika beliau Shallallahu ‘alaihi wassalam ditanya pada satu kesempatan tentang puasa yang paling afdhal setelah Ramadhan, beliau menjawab bulan Allah Muharram. Dan Al Imam Muslim serta yang lainnya meriwayatkan dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda,
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ، شَهْرُ اللهِ المُحَرَّمُ. وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الفَرِيْضَةَ، صَلاَةُ اللَّيْلِ
“Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah (puasa) di bulan Allah Muharram. Dan shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam”.
Dan puasa ‘Asyura menggugurkan dosa-dosa setahun yang lalu. Al Imam Abu Daud meriwayatkan di dalam Sunan-nya dari Abu Qatadah Radhiallahu’anhu
وَصَوْمُ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ إنِّي أَحْتَسِبُ عَلَى اللّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَنَة َالتِيْ قَبْلَهُ
“Dan puasa di hari ‘Asyura, sungguh saya mengharap kepada Allah bisa menggugurkan dosa setahun yang lalu”.

Hukum Puasa ‘Asyura

Sebagian ulama salaf menganggap puasa ‘Asyura hukumnya wajib akan tetapi hadits ‘Aisyah di atas menegaskan bahwa kewajibannya telah dihapus dan menjadi ibadah yang mustahab (sunnah). Dan Al Imam Ibnu Abdilbarr menukil ijma’ ulama bahwa hukumnya adalah mustahab.

Waktu Pelaksanaan Puasa ‘Asyura

Jumhur ulama dari kalangan salaf dan khalaf berpendapat bahwa hari ‘Asyura adalah hari ke-10 di bulan Muharram. Di antara mereka adalah Said bin Musayyib, Al Hasan Al Bashri, Malik, Ahmad, Ishaq dan yang lainnya. Dan dikalangan ulama kontemporer seperti Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin Rahimahullah. Pada hari inilah Rasullah Shallallahu’alaihi wasallam semasa hidupnya melaksanakan puasa ‘Asyura. Dan kurang lebih setahun sebelum wafatnya, beliau Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda,
لَئِنْ بَقِيْتُ إِلَى قَابِلٍ َلأَصُوْمَنَّ التَاسِعَ
“Jikalau masih ada umurku tahun depan, aku akan berpuasa tanggal sembilan (Muharram)”
Para ulama berpendapat perkataan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam , “…aku akan berpuasa tanggal sembilan (Muharram)”, mengandung kemungkinan beliau ingin memindahkan puasa tanggal 10 ke tanggal 9 Muharram dan beliau ingin menggabungkan keduanya dalam pelaksanaan puasa ‘Asyura. Tapi ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam ternyata wafat sebelum itu maka yang paling selamat adalah puasa pada kedua hari tersebut sekaligus, tanggal 9 dan 10 Muharram.
Dan Al Imam Asy-Syaukani dan Al Hafidz Ibnu Hajar mengatakan puasa ‘Asyura ada tiga tingkatan. Yang pertama puasa di hari ke 10 saja, tingkatan kedua puasa di hari ke 9 dan ke 10 dan tingkatan ketiga puasa di hari 9,10 dan 11.

Kamis, 01 Desember 2011

Tautan Hati Ku

Dalam mencari sebuah hikayat cinta
Hati yang tulus murni amat sukar ditemui
Sukar mencari jiwa yang menerima seadanya
Cinta manusia hanyalah pinjaman di duniawi
Cinta ILAHI jualah yang kekal selamanya
Hanya insan terpilih akan memiliki cinta sejati di uhkrawi…

Hadirkanlah dalam cerita hidupku
Seorang insan bernama teman
Yang sentiasa berada di dalam doaku
Bersama diriku menempuh onak perjuangan
Rela sehidup semati dalam pimpinan agamaMu
Agar dapat merasakan kemanisan iman…

Temukanlah aku dengan cinta yang mencintaiMu
Cintakanlah hatiku dengan cinta yang merindui syahid fisabilillah
Bukan cinta yang berlandaskan hawa nafsu
Kerana syaitan akan menjadi pemisah
Antara cinta hakiki dan cinta palsu
Yang hanya menyebabkan hati terbelah dan berpecah…

Berilah hatiku kekuatan dan ketabahan
Dalam mencari cinta seorang insan
Bersenjatakan kekebalan iman
Berperisaikan doa dan kesabaran
Dalam mengahadapi dunia yang penuh kepura-puraan
Menjadi sebuah permainan hidup yang mensia-siakan…

Satukanlah hatiku ini dengan sekeping hati murni
Yang membawa aku ke arah jalan kebenaran ILAHI
Yang bisa menjadi bukti lafaz cinta suci
Pada pandangan ALLAHURABBI
Agar berkekalan hingga ke syurga abadi
Dan berbahagia di taman indah firdausi…

Bisakah dicari dalam dunia yang fana’ ini
Seorang teman hidup idaman hati
Yang memiliki keteguhan iman yang tinggi
Dan mempunyai hati yang tulus suci
Serta kaya dengan budi pekerti dan akhlak terpuji
Dalam menghulurkan cinta sejati???
Semoga cinta yang sejati akan ku temui
Semoga hari itu akan menjadi saksi
Pertemuan dua hati murni di hadapan ILAHI
Di depan pintu gerbang syurga hakiki dan abadi…

Sabar Pertama, Syukur Konsisten

Hidup tak selamanya ceria
Teman tak selamanya gembira
Kita tak selamanya benar
Kita tak selamanya sukses

Orang lain bisa sengaja menyakiti
Bisa juga tak sengaja
Orang lain bisa sengaja merendahkan
Bisa juga tak sengaja

Ketika waktu itu tiba
Tetap tersenyum
Tetap sabar
Ujian sedang berjalan

Ruang ujian sedang dipenuhi pengawas
Melihat apa reaksi kita
Melihat kesungguhan kita
Melihat pilihan-pilihan kita

Akankah kita lulus?
Atau lagi-lagi harus mengulang?
Akankah nilai kita A?
Atau lagi-lagi C bahkan E?

Tahan semua kesalmu
Tahan semua sedihmu
Tahan semua amarahmu
Tahan semua deritamu

Bangkit, berpikir, cari solusi
Tetap tegak dan pilih reaksi
Tetap tersenyum walaupun matamu panas
Tetap sabar walaupun hatimu terbakar

Semua kejadian tidak lepas dari izin Allah
Kalau kita sedih, bisa jadi artinya kita sedih dengan pilihan Allah
Kalau kita marah, bisa jadi artinya kita marah dengan pilihan Allah
Kalau kita kesal, bisa jadi artinya kita kesal dengan pilihan Allah

Lihat sisi baiknya
Sesulit apa pun kita mencarinya
Karena ia pasti ada
Allah sudah siapkan itu untuk kita

Kritik bisa saja disampaikan dengan pedas
Kita bisa saja menuntut cara penyampaian yang lebih baik
Tapi Allah sudah tetapkan demikian
Maka tentu itulah cara yang paling tepat buat kita menurut Allah

Bahwa orang lain melakukan kesalahan dalam berlaku pada kita
Biarlah itu menjadi urusannya dengan Allah
Tak usah urus urusan orang lain
Doakan, itu jauh lebih baik

Tetap semangat
Jangan menyerah
Paralel sabar dan syukur
Carilah hikmah

Jadikan sabar reaksi pertamamu
Jadikan syukur reaksi konsistenmu
Ingat Allah dalam setiap pilihanmu
Maka masalah hidup akan senantiasa menjadi ruang ujian dan tantangan kreasimu

Mengalah
Tiada pamrih
Tiada ingin penghargaan
Kedamaian

Pandang kritik dengan obyektif
Abaikan cara penyampaian
Abaikan cara penyampaian
Catat masukan dan lakukan perbaikan

Bukan saatnya memberikan justifikasi
Bukan saatnya memberikan pembenaran
Bukan saatnya melakukan perdebatan
Terimalah masukan dan buatlah perbaikan

Bukan saatnya berdalih dengan ketidaksempurnaan
Perbaikan selalu bisa dimulai
Yang perlu dilakukan hanyalah menanggalkan ego
Bahwa memang kita perlu perbaikan

Tak usah menuntut orang lain
Cukuplah kita yang melalui ujian
Biarlah Allah yang buatkan ujian buat mereka
Doakan saja yang baik, Allah akan kabulkan juga buat kita nantinya